Sabtu, 04 Mei 2013

Kewirausahaan


KEWIRAUSAHAAN

A.   Karakter, Ciri-ciri Umum, dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
1.    Karakteristik Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda, di antaranya menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993: 6-7) yang mengemukakan:
a.    Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
b.    Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko secara wajar.
c.    Confidence in their ability to sucsess, kepercayaan diri untuk meraih kesuksesan.
d.    Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik dengan segera.
e.    High level of energy, yaitu kerja keras dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan keinginannya.
f.     Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan ke depan
g.    Skill at organizing, yaitu keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
h.    Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.
2.    Ciri-ciri Umum Kewirausahaan
a.    Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Dalam diri seorang wirausaha harus selalu ada dorongan untuk berprestasi setinggi mungkin, karena dapat membentuk mental yang ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standar yang ada.
b.    Memiliki Perspektif ke Depan
Arah pandangan seorang wirausaha harus berorientasi ke masa depan, karena sukses adalah sebuah perjalanan bukan tujuan, sehingga setiap saat mencapai target atau sasaran, maka segeralah membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya.
c.    Memiliki Kreativitas Tinggi
Seorang wirausaha umumnya harus memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain dapat dijadikan sebagai peluang yang menguntungkan. Kreativitas berarti hadirnya suatu gagasan baru, sedangkan inovasi adalah adalah penerapan secara praktis gagasan yang kreatif (Carol Kinsey Goman, 1991: 2)
d.    Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang wirausaha harus bisa dan sesegera mungkin menerjemahkan mimipi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Inovasi sendiri adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Sifat inovatif dapat ditumbuh kembangkan dengan memahami bahwa inovasi adalah suatu kerja keras, terobosan, dan perbaikan terus menerus.
e.    Memiliki Komitmen terhadap Pekerjaan
Ilmu disertai kerja keras namun tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras namun tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda. Seringkali orang berhenti diantara sukses dan kegagalan. Namun, seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya, karena jika tidak akan berakibat fatal terhadap segala sesuatu  yang telah dirintisnya.
f.     Memiliki Tanggung Jawab
Bagi seorang wirausaha, komitmen sangatlah diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab. Indikatornya adalah berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan konsisten.
g.    Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang lain
Kemandirian adalah orang yang tidak suka mengandalakan atau bergantung kepada orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Yaitu kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oarang lain. Sedangkan jenis modal yang dibutuhkan yaitu sumber daya internal (kemauan dan kemampuan) dan eksternal (biaya dan jaringan) serta faktor X (kesempatan atau keberuntungan).
h.    Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko
Seorang wirausaha harus berani mengambil resiko, tentunya resiko ini harus sudah diperhitungkan secara matang. Semakin besar resiko yang dihadapinya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih kesuksesan, karena semakin tinggi resiko jumlah pemain semakin sedikit. Kewirausahaan berbeda dengan manajerial, inti dari kewirausahaan adalah berani mengambil resiko untuk meraih peluang, sedangkan manajer adalah berani mengambil dan membuat keputusan untuk meraih kesuksesan dalam mengelola sumber daya.
i.      Selalu Mencari Peluang
Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Hal inilah yang menjadikannya mampu mencari peluang usaha, karena sejatinya seorang wirausah harus mampu mencari kesempatan disetiap kesulitan, bukan melihat kesulitan disetiap ada kesempatan.
j.      Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-orang di sekelilingnya. Seorang pemimpin yang baik dapat diukur dari berapa banyak pengikut atau pegawainya, tetaapi dari kualitas orang-orang yang mengikutinya serta berapa banyak pemimpin baru di sekelilingya.
Jiwa kepemimpinan, sebagai faktor penting untuk dapat mempengaruhi kinerja orang lain, memberikan sinergi yang kuat demi tercapainya suatu tujuan.
k.    Memiliki Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu kemampuan teknik, pribadi/personal, dan kemampuan emosional. Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai impiannya.
l.      Memiliki Kemampuan Personal
semua orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri dengan berbagai keterampilan personal dalam bidang yang ditekuninya.
3.    Nilai-nilai Kewirausahaan
a.    Percaya Diri
Kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996: 7).
Kepercayaan diri, baik langsung maupun tidak langsung, memengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, semangat berkarya dan sebagainya (Soesarsono Wijandi, 1988: 37).
b.    Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, memiliki dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif adalah keinginan untuk selalu mencari dan memulai sesuat dengan tekad yang kuat.
c.    Keberanian Mengambil Resiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan  salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar untuk memulai atau berinisiatif. Wirausaha lazimnya menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai (Goffrey G Meredith, 1996: 37).
d.    Kepemimpinan
Kepemimpinan Kewirausahaan memiliki sifat-sifat antara lain; kepeloporan, keteladanan, tampil beda serta mampu berpikir divergen dan konvergen. Ia juga selalu memanfaatkan perbedaan sebagi suatu yang menambah nilai untuk kemudian dijadikan peluang baru.
e.    Berorientasi ke Masa Depan
Berorientasi ke masa depan adalah memiliki perspektif dan pandangan jauh ke masa depan sehingga ia selalu berusaha mencari peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan yang di dapat dan berpandangan jauh ke depan.
f.     Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi
Menurut Zimmerer, ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat suatu yang lama dan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas sendiri berarti kemampuan untuk melakukan pemikiran yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk melakukan tindakan yang baru dan berbeda.
4.    Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan
a.    Persiapan
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berpikir kreatif, dilakukan dalam bentuk pendidikan formal, pengalaman, magang, dan pengalaman belajar lainnya. Pelatihan merupakan landasan untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi.
b.    Penyelidikan
Seseorang dapat mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan melalui penyelidikan. Karena untuk menciptakan konsep dan ide-ide baru seseorang haruslah mempelajari masalah dan memahami komponen-komponen dasarnya.
c.    Transformasi
Transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang ada tentang informasi yang terkumpul. Dalam hal ini kita dituntut mampu berpikir baik secara konvergen maupun divergen.
d.    Penetasan
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi.
e.    Penerangan
Penerangan terjadi ketika terdapat pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang pada tahap penetasan. Sehingga semua tahap sebelumnya muncul secara bersamaan dan menghasilkan ide-ide kreatif serta inovatif
f.     Pengujian
Menyangkut validasi dan keakuratan dan manfaat ide-ide yang muncul yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes pemasaran, pembangunan prototipe serta aktivitas lain  yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan diimplementasikan.
g.    Implementasi
Adalah transformasi ide ke dalam praktek bisnis.
5.    Kaidah dan Kebiasaan Kewirausahaan
Menurut Zimmerer (1996) mengemukakan beberapa kaidah atau kebiasaan kewirausahaan, yaitu:
                         i.        Create, innovate, and activate (ciptakan, temukan, dan aktifkan).
                       ii.        Always be on the look out for new opportunities (selalu mencari peluang baru).
                      iii.        Keep it simple (berpikir sederhana).
                      iv.        Try it, fix it, do it (mencoba, memperbaiki dan melakukan).
                       v.        Shoot for the top (selalu ingin jadi yang terbaik dan terunggul).
                      vi.        Don’t be ashamed to start small (tidak malu memulai dari hal-hal kecil).
                     vii.        Don’t fear failure: learn from it (tidak takut akan kegagalan namun belajar dari kegagalan itu).
                   viii.        Never give up (tidak pernah menyerah).
                      ix.        Go for it (berusaha mengejar apa jyang diinginkan).
6.    Sikap dan tingkah laku Wirausaha
Menurut Harsojo (1978), modernisasi merupakan sikap yang menggambarkan:
                         I.        Keterbukaan bagi pembaruan dan perubahan.
                       II.        Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis.
                      III.        Orientasi pada masa kini dan masa depan.
                     IV.        Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri.
                      V.        Keyakinan terhadap kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
                     VI.        Anggapan bahwa keberhasilan merupakan hasil dari prestasi.
Menurut kathleen L. Hawkins &  Peter A. Tula (1986), pola tingkah laku kewirausahaan tergambar dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut:
a)    Kepribadian, menyangkut segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian menghadapi resiko, memiliki dorongan, dan kemauan kuat.
b)    Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi dan hubungan antarpersonal, kepemimpinan dan manajemen.
c)    Pemasran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan dan promosi.
d)    Keahlian dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan, perencanaan, penjadwalan, serta pengaturan pribadi.
e)    Keuangan, indikatornya adalah sikap dan cara mengatur uang.
Sedangkan menurut David McClelland(1961) enam ciri prilaku wirausaha:
a)    Keterampilan mengambil keputusan dan resiko yang moderat.
b)    Energik, memiliki semangat yang tinggi.
c)    Memiliki sikap tanggung jawab.
d)    Mengetahui hasil dari keputusannya dengan tolak ukur uang sebagai indikator keberhasilannya.
e)    Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa depan.
f)     Memiliki kemampuan berorganisasi (kepemimpinan dan manajerial).
7.    Model Analisis Wirausaha
Menurut Sujuti Jahja (1977) faktor internal yang mempengaruhi adalah kemauan, kemampuan dan kelemahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi kesempatan atau peluang.
Faktor keberhasilan
 

           

Faktor kegagalan
Kelemahan
Kemauan dan kemampuan
Kesempatan dan peluang
Kesempatan dan peluang
Luar diri perilaku
Luar diri perilaku
 










8.    Motif Berprestasi Wirausaha
Menurut Abraham Maslow yaitu:
1)    Psygological Needs (kebutuhan fisiologis)
2)    Security Needs (keamanan dan kestabilan)
3)    Social Needs (bermasyarakat)
4)    Esteem Needs (status, harga diri dan kasih sayang)
5)    Self Actualization Needs (Aktualisasi diri)
Kemudian oleh Clayton Alderfer teori diatas kemudian dibagi menjadi 3 yaitu:
1)    Kebutuhan akan eksistensi ( fisiologis dan keamanan)
2)    Ketergantungan (kebutuhan sosial dan harga diri)
3)    Kebutuhan perkembangan ( kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri)
Menurut David C. McClelland kebutuhan dibagi menjadi:
1)    Need for achievement (n’Ach)
2)    Need for power (n’Pow)
3)    Need for affiliation (n’Aff)
9.    Alasan Berwirausaha
Dalam Entrepreneur’s Handbook yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita (1994) beberapa alasan mengapa seseorang menjadi wirausaha yaitu:
1)    Alasan keuangan, untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2)    Alasan sosial, untuk memperoleh status/gengsi, agar dapat dikenal dan dihormati.
3)    Alasan pelayanan, untuk membuka lapangan pekerjaan, menatar, dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
4)    Alasan pemenuhan diri, untuk menjadi atasan/mandiri, mencapai sesuatu yang diinginkan atau menghindari ketergantungan kepada orang lain.
10. Peluang yang Dapat Diambil Wirausaha
Menurut Zimmerer (1996), beberapa peluang yang dapat diambil oleh wirausaha antara lain:
1)    Peluang memperoleh kontrol atas kemampuan diri.
2)    Peluang memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.
3)    Peluang memperoleh manfaat secara finansial.
4)    Peluang berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar