KEWIRAUSAHAAN
A. Karakter,
Ciri-ciri Umum, dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
1. Karakteristik
Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan karakteristik
kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda, di antaranya menurut M.
Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993: 6-7) yang mengemukakan:
a. Desire
for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang
dilakukannya.
b. Preference
for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko secara wajar.
c. Confidence
in their ability to sucsess, kepercayaan diri untuk meraih kesuksesan.
d. Desire
for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik dengan segera.
e. High
level of energy, yaitu kerja keras dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan
keinginannya.
f. Future
orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan ke depan
g. Skill
at organizing, yaitu keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah.
h. Value
of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.
2. Ciri-ciri
Umum Kewirausahaan
a. Memiliki
Motif Berprestasi Tinggi
Dalam diri seorang wirausaha harus selalu ada
dorongan untuk berprestasi setinggi mungkin, karena dapat membentuk mental yang
ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu
melebihi standar yang ada.
b. Memiliki
Perspektif ke Depan
Arah pandangan seorang wirausaha harus
berorientasi ke masa depan, karena sukses adalah sebuah perjalanan bukan
tujuan, sehingga setiap saat mencapai target atau sasaran, maka segeralah
membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta memberi semangat dan
antusiasme kepada kita untuk mencapainya.
c. Memiliki
Kreativitas Tinggi
Seorang wirausaha umumnya harus memiliki daya
kreasi dan inovasi yang lebih. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain
dapat dijadikan sebagai peluang yang menguntungkan. Kreativitas berarti
hadirnya suatu gagasan baru, sedangkan inovasi adalah adalah penerapan secara
praktis gagasan yang kreatif (Carol Kinsey Goman, 1991: 2)
d. Memiliki
Sifat Inovasi Tinggi
Seorang wirausaha harus bisa dan sesegera
mungkin menerjemahkan mimipi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan
bisnisnya. Inovasi sendiri adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi
sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber
daya yang kita miliki. Sifat inovatif dapat ditumbuh kembangkan dengan memahami
bahwa inovasi adalah suatu kerja keras, terobosan, dan perbaikan terus menerus.
e. Memiliki
Komitmen terhadap Pekerjaan
Ilmu disertai kerja keras namun tanpa impian
bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa
kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras namun tanpa
ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda. Seringkali orang berhenti diantara sukses
dan kegagalan. Namun, seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam
pekerjaannya, karena jika tidak akan berakibat fatal terhadap segala
sesuatu yang telah dirintisnya.
f. Memiliki
Tanggung Jawab
Bagi seorang wirausaha, komitmen sangatlah
diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab.
Indikatornya adalah berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur,
berdedikasi tinggi, dan konsisten.
g. Memiliki
Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang lain
Kemandirian adalah orang yang tidak suka
mengandalakan atau bergantung kepada orang lain, namun justru mengoptimalkan
segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Yaitu kepandaian dalam
memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oarang lain. Sedangkan jenis modal
yang dibutuhkan yaitu sumber daya internal (kemauan dan kemampuan) dan
eksternal (biaya dan jaringan) serta faktor X (kesempatan atau keberuntungan).
h. Memiliki
Keberanian Menghadapi Resiko
Seorang wirausaha harus berani mengambil
resiko, tentunya resiko ini harus sudah diperhitungkan secara matang. Semakin
besar resiko yang dihadapinya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih
kesuksesan, karena semakin tinggi resiko jumlah pemain semakin sedikit.
Kewirausahaan berbeda dengan manajerial, inti dari kewirausahaan adalah berani
mengambil resiko untuk meraih peluang, sedangkan manajer adalah berani
mengambil dan membuat keputusan untuk meraih kesuksesan dalam mengelola sumber
daya.
i. Selalu
Mencari Peluang
Seorang wirausaha sejati mampu melihat
sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia
juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Hal inilah
yang menjadikannya mampu mencari peluang usaha, karena sejatinya seorang
wirausah harus mampu mencari kesempatan disetiap kesulitan, bukan melihat
kesulitan disetiap ada kesempatan.
j. Memiliki
Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan
dan semangat untuk mengembangkan orang-orang di sekelilingnya. Seorang pemimpin
yang baik dapat diukur dari berapa banyak pengikut atau pegawainya, tetaapi
dari kualitas orang-orang yang mengikutinya serta berapa banyak pemimpin baru
di sekelilingya.
Jiwa kepemimpinan, sebagai faktor penting
untuk dapat mempengaruhi kinerja orang lain, memberikan sinergi yang kuat demi
tercapainya suatu tujuan.
k. Memiliki
Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial seseorang dapat dilihat
dari tiga kemampuan, yaitu kemampuan teknik, pribadi/personal, dan kemampuan
emosional. Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga dan
waktu orang lain untuk mencapai impiannya.
l. Memiliki
Kemampuan Personal
semua orang yang berkeinginan untuk menjadi
seorang wirausaha harus memperkaya diri dengan berbagai keterampilan personal
dalam bidang yang ditekuninya.
3. Nilai-nilai
Kewirausahaan
a. Percaya
Diri
Kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan
seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri
memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan
kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996: 7).
Kepercayaan diri, baik langsung maupun tidak
langsung, memengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif,
kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, semangat berkarya dan
sebagainya (Soesarsono Wijandi, 1988: 37).
b. Berorientasi
pada Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan
hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, memiliki
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif adalah keinginan untuk
selalu mencari dan memulai sesuat dengan tekad yang kuat.
c. Keberanian
Mengambil Resiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko
merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar untuk
memulai atau berinisiatif. Wirausaha lazimnya menyukai tantangan yang sukar
namun dapat dicapai (Goffrey G Meredith, 1996: 37).
d. Kepemimpinan
Kepemimpinan Kewirausahaan memiliki
sifat-sifat antara lain; kepeloporan, keteladanan, tampil beda serta mampu
berpikir divergen dan konvergen. Ia juga selalu memanfaatkan perbedaan sebagi
suatu yang menambah nilai untuk kemudian dijadikan peluang baru.
e. Berorientasi
ke Masa Depan
Berorientasi ke masa depan adalah memiliki
perspektif dan pandangan jauh ke masa depan sehingga ia selalu berusaha mencari
peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan yang di dapat dan berpandangan
jauh ke depan.
f. Keorisinilan:
Kreativitas dan Inovasi
Menurut Zimmerer, ide-ide kreativitas sering
muncul ketika wirausaha melihat suatu yang lama dan berpikir sesuatu yang baru
dan berbeda. Kreativitas sendiri berarti kemampuan untuk melakukan pemikiran
yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk melakukan
tindakan yang baru dan berbeda.
4. Berpikir
Kreatif dalam Kewirausahaan
a. Persiapan
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berpikir
kreatif, dilakukan dalam bentuk pendidikan formal, pengalaman, magang, dan
pengalaman belajar lainnya. Pelatihan merupakan landasan untuk menumbuhkan
kreativitas dan inovasi.
b. Penyelidikan
Seseorang dapat mengembangkan pemahaman
tentang masalah atau keputusan melalui penyelidikan. Karena untuk menciptakan
konsep dan ide-ide baru seseorang haruslah mempelajari masalah dan memahami
komponen-komponen dasarnya.
c. Transformasi
Transformasi adalah mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan yang ada tentang informasi yang terkumpul. Dalam hal
ini kita dituntut mampu berpikir baik secara konvergen maupun divergen.
d. Penetasan
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah
sadar untuk merenungkan informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar
memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi.
e. Penerangan
Penerangan terjadi ketika terdapat pemecahan
spontan yang menyebabkan adanya titik terang pada tahap penetasan. Sehingga
semua tahap sebelumnya muncul secara bersamaan dan menghasilkan ide-ide kreatif
serta inovatif
f. Pengujian
Menyangkut validasi dan keakuratan dan
manfaat ide-ide yang muncul yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses
simulasi, tes pemasaran, pembangunan prototipe serta aktivitas lain yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru
yang akan diimplementasikan.
g. Implementasi
Adalah transformasi ide ke dalam praktek
bisnis.
5. Kaidah
dan Kebiasaan Kewirausahaan
Menurut Zimmerer (1996) mengemukakan beberapa
kaidah atau kebiasaan kewirausahaan, yaitu:
i.
Create, innovate, and activate (ciptakan,
temukan, dan aktifkan).
ii.
Always be on the look out for new
opportunities (selalu mencari peluang baru).
iii.
Keep it simple (berpikir sederhana).
iv.
Try it, fix it, do it (mencoba, memperbaiki
dan melakukan).
v.
Shoot for the top (selalu ingin jadi yang
terbaik dan terunggul).
vi.
Don’t be ashamed to start small (tidak malu
memulai dari hal-hal kecil).
vii.
Don’t fear failure: learn from it (tidak
takut akan kegagalan namun belajar dari kegagalan itu).
viii.
Never give up (tidak pernah menyerah).
ix.
Go for it (berusaha mengejar apa jyang
diinginkan).
6. Sikap
dan tingkah laku Wirausaha
Menurut Harsojo (1978), modernisasi merupakan
sikap yang menggambarkan:
I.
Keterbukaan bagi pembaruan dan perubahan.
II.
Kesanggupan membentuk pendapat secara
demokratis.
III.
Orientasi pada masa kini dan masa depan.
IV.
Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri.
V.
Keyakinan terhadap kemampuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
VI.
Anggapan bahwa keberhasilan merupakan hasil
dari prestasi.
Menurut kathleen L. Hawkins
& Peter A. Tula (1986), pola tingkah
laku kewirausahaan tergambar dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut:
a) Kepribadian,
menyangkut segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian
menghadapi resiko, memiliki dorongan, dan kemauan kuat.
b) Hubungan,
dapat dilihat dari indikator komunikasi dan hubungan antarpersonal,
kepemimpinan dan manajemen.
c) Pemasran,
meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan dan promosi.
d) Keahlian
dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan, perencanaan,
penjadwalan, serta pengaturan pribadi.
e) Keuangan,
indikatornya adalah sikap dan cara mengatur uang.
Sedangkan
menurut David McClelland(1961) enam ciri prilaku wirausaha:
a) Keterampilan
mengambil keputusan dan resiko yang moderat.
b) Energik,
memiliki semangat yang tinggi.
c) Memiliki
sikap tanggung jawab.
d) Mengetahui
hasil dari keputusannya dengan tolak ukur uang sebagai indikator
keberhasilannya.
e) Mampu
mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa depan.
f) Memiliki
kemampuan berorganisasi (kepemimpinan dan manajerial).
7. Model
Analisis Wirausaha
Menurut Sujuti Jahja (1977) faktor internal
yang mempengaruhi adalah kemauan, kemampuan dan kelemahan. Sedangkan faktor
eksternal meliputi kesempatan atau peluang.
Faktor keberhasilan
|
Faktor kegagalan
|
Kelemahan
|
Kemauan dan
kemampuan
|
Kesempatan dan peluang
|
Kesempatan dan peluang
|
Luar diri perilaku
|
Luar
diri perilaku
|
8. Motif
Berprestasi Wirausaha
Menurut Abraham Maslow yaitu:
1) Psygological
Needs (kebutuhan fisiologis)
2) Security
Needs (keamanan dan kestabilan)
3) Social
Needs (bermasyarakat)
4) Esteem
Needs (status, harga diri dan kasih sayang)
5) Self
Actualization Needs (Aktualisasi diri)
Kemudian
oleh Clayton Alderfer teori diatas kemudian dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Kebutuhan
akan eksistensi ( fisiologis dan keamanan)
2) Ketergantungan
(kebutuhan sosial dan harga diri)
3) Kebutuhan
perkembangan ( kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri)
Menurut
David C. McClelland kebutuhan dibagi menjadi:
1) Need
for achievement (n’Ach)
2) Need
for power (n’Pow)
3) Need
for affiliation (n’Aff)
9. Alasan
Berwirausaha
Dalam Entrepreneur’s Handbook yang dikutip
oleh Yuyun Wirasasmita (1994) beberapa alasan mengapa seseorang menjadi
wirausaha yaitu:
1) Alasan
keuangan, untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan, dan
sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2) Alasan
sosial, untuk memperoleh status/gengsi, agar dapat dikenal dan dihormati.
3) Alasan
pelayanan, untuk membuka lapangan pekerjaan, menatar, dan membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat.
4) Alasan
pemenuhan diri, untuk menjadi atasan/mandiri, mencapai sesuatu yang diinginkan
atau menghindari ketergantungan kepada orang lain.
10. Peluang
yang Dapat Diambil Wirausaha
Menurut Zimmerer (1996), beberapa peluang
yang dapat diambil oleh wirausaha antara lain:
1) Peluang
memperoleh kontrol atas kemampuan diri.
2) Peluang
memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.
3) Peluang
memperoleh manfaat secara finansial.
4) Peluang
berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar